Benarkah BATAK RIUH ... hanya di Kandang ??
Benarkah BATAK RIUH ... hanya di Kandang ??
Mungkin judul artikel diatas keliatan 'nakal' atau kepo dalam bhs.IG atau bhs.milineal saat ini. Tapi bila dilihat di asal daerah Batak tersebut, hal ini menjadi hal biasa dan benar-benar riuh dikandang sendiri.
Mari kita kuliti selapis demi selapis untuk melihat hal tersebut benar-benar hidup di kalangan Batak. Sekitar bulan Maret 2018, pergerakan anak-anak rantau yang ada ditanah perserakan (biar agak ke-BTL) melakukan pertemuan, dan berlangsung beberapa kali. Hingga pada bulan September-2018 terbentuklah pergerakan ormas PBB yang dimotori oleh Lambok F. Sihombing dkk di Jakarta. Sekaligus tanggal itulah ormas PBB terdaftar di Menhukam RI.
Ormas PBB yang terbentuk ini apakah menjadi "rain" (atau lebih tepat dgn:'oasis'? waktulah yang menjawab..) ditengah kemarau hati dari orang Batak?
Tetapi... belum nyeyak pulas tertidur para pergerakan anak-anak muda Batak menyusun kerangka "bangun" rumah dari ormas PBB tersebut,tiba-tiba dikejutkan dekat dari kandang asal orang Batak, tepatnya di kota Medan, SUMUT, di proklamasikan oleh media terkenal di kota tersebut telah berdiri pergerakan ormas Batak yang diberi nama: Horas Bangso Batak (HBB) yang dimotori oleh Lamsiang Sitompul dkk.
Ormas HBB ini dengan disoroti media nasional disana mendaftarkan dan sekaligus memproklamirkan di Januari 2019 ! Yaaa... selisih lebih dari 3 bulan lah ! Satu berpusat di Jakarta... dan satulagi dekat kandang Batak sendiri, yaitu: Medan !!
Cukup menarik kah sampai disitu..?? Sungguh, tentu belum menarik..! bila penulis belum masuk lebih dalam, sehingga mampu 'menggelitik' atau malah semakin tahu arti dari judul artikel diatas tentunya !
Jujur, sejak kecil penulis besar ditanah rantau, khususnya Prov.Riau. Jadi penulis tidak berinteraksi secara keBatak dan juga memahami tentang Batak itu sendiri. Tapi, selepas penulis menikah lah, penulis mulai tertarik untuk mengetahui tentang Batak itu sendiri.
Dan yang membuat penulis semakin menyukai tentang Batak itu sendiri, ketika diangkat jadi Ketua Adat Batak dalam lingkup wilayah kecamatan. Diangkat jadi ketua adat, tetapi tidak memahami tentang adat Batak ! Itulah awal penulis kalau diingat-ingat bisa tertawa sendiri...
Ketika "hal" ini saya ceritakan pada 'Omak'ku (sudah almarhum) dikampung lewat telepon (th.2005, saat itu belum ada Hp dikampung), Omak di ujung telepon sejenak terdiam...
Lalu Omak berkata: "Arga do Bonani Pinasa.." ! ...kemudian bercerita bla...blaa..blaaa... Saya merenungkan maksud kata tersebut, pinasa = nangka. Apa hebatnya pohon Nangka sik? Mungkin malah orang lebih mengenal pepatah: "..orang yang makan buah nangkanya, ..kita yang kena getahnya".
( Sesi I, bag.1...bersambung)
Tidak ada komentar